Malaikat Pencabut Nyawa Malaikat

Malaikat Pencabut Nyawa Malaikat

Malaikat Pencabut Nyawa di Kristen

Kitab Ibrani 1:14 dengan lugas menjelaskan bahwa malaikat adalah roh-roh yang melayani. Mereka diciptakan untuk melayani Allah yang Maha Kuasa.

Kediaman mereka adalah di Surga, tempat Allah bertahta. Selain bertugas untuk melayani Allah, kitab Mazmur 148:2 menulis bahwa malaikat diciptakan untuk memuji Allah. Demikian tertulis, “Pujilah Dia, hai segala malaikat-Nya, pujilah Dia, hai segala tentara-Nya!”

Alkitab menceritakan adanya malaikat-malaikat berjulukan Serafim yang mengelilingi tahta Allah dan mereka terus menerus tiada henti-henti memuji Allah.

Nabi Yesaya menceritakan penglihatannya demikian, “Dalam tahun matinya raja Uzia aku melihat Tuhan duduk di atas takhta yang tinggi dan menjulang, dan ujung jubah-Nya memenuhi Bait Suci.”

Para Serafim berdiri di sebelah atas-Nya, masing-masing mempunyai enam sayap; dua sayap dipakai untuk menutupi muka mereka, dua sayap dipakai untuk menutupi kaki mereka dan dua sayap dipakai untuk melayang-layang. Dan mereka berseru seorang kepada seorang, katanya: “Kudus, kudus, kuduslah TUHAN semesta alam, seluruh bumi penuh kemuliaan-Nya!” (Yesaya 6:1-3).

Mengutip dari Media.nelti.com, dalam Kristen Katolik, mengenal 7 malaikat Agung yang memiliki nama dan tugas-tugasnya masing-masing. Namun tidak disebutkan dalam alkitab, tentang tugas malaikat pencabut nyawa. Dalam Alkitab malaikat agung yang sering disebut yaitu Mikhael, Gabriel, Rafael, sedangkan keempat malaikat agung lainnya adalah Uriel, Barachiel, Sealtiel dan Yehudi.

Meskipun tak disebut secara khusus tentang malaikat pencabut nyawa, tetapi menurut Alkitab, ketika manusia meninggal, jiwa dan roh orang-orang yang ada di dalam Yesus, roh mereka akan pergi ke surga (1 Kor 5:5) dan surga yang dimaksudkan adalah Firdaus.

Sedangkan jiwa-jiwa yang menolak Yesus akan masuk ke siksaan api neraka sementara bersama-sama dengan orang-orang dari zaman Nuh yang juga menolak Kristus (1 Petrus 3:20).

Sesudah itu mereka akan dihukum untuk selama-lamanya di lautan api kekal (Wahyu 20:15). Roh dan jiwa mereka dibawa oleh malaikat ke satu tempat yang dalam.

Ayat-ayat tersebut menunjukkan bahwa roh orang mati tidak bisa berjalan sesukanya, tetapi mereka tetap dikawal. Jadi arwah orang mati bersikap pasif tidak tidak mempunyai pilihan lain, ia harus menuruti malaikat yang membawanya.

Dalam Kamus Teologi dapat mengartikan Kematian sebagai akhir kehidupan jasmani yang terjadi secara otomatis, menurut waktu yang ditetapkan oleh Tuhan, dan tidak ada satu pun manusia yang mampu menolak kematian.

Dengan kematian sejarah hidup manusia dihadapan Allah mencapai bentuk yang lengkap dan tak dapat diubah. Kitab suci memandang kematian sebagai hal yang alami, (Mzm 49 11-12; ayat 40:6-7) dan sebagai akibat dosa (Kej.3:19; Rm 5:12). Kematian adalah musuh terakhir yang harus dikalahkan (1Kor 15:26)

Malaikat Pencabut Nyawa dalam Buddha

Dalam Agama Buddha, diyakini bahwa kematian bukanlah akhir dari segalanya, tetapi manusia akan lahir kembali di kehidupan yang akan datang lagi setelah kematian. Ini yang membedakan Agama Buddha dengan agama yang lain.

Menurut ajaran Buddha, kematian terjadi dapat disebabkan oleh empat hal yaitu, habisnya kekuatan janaka kamma, habisnya masa kehidupan, habisnya janakkamma, dan habisnya masa kehidupan secara bersama-sama (ubhayakkhaya), dan munculnya kamma penghancur atau kamma pemotong yang kuat sehingga walaupun janaka kamma dan ayukkhaya belum habis, orang tersebut meninggal dengan cepat (upacchedaka kamma). Karenanya, tidak dikenal istilah malaikat pencabut nyawa dalam ajaran Buddha.

Perumpamaan yang tepat untuk menggambarkan empat penyebab kematian tersebut berturut-turut adalah bagaikan pelita yang padam akibat habisnya sumbu, habisnya bahan bakar, habisnya sumbu serta bahan bakar, dan karena angin. Renungan akan kematian memberikan manfaat yang sangat besar kepada siapa pun, baik ketika masih hidup maupun ketika mendekati ajal.

Artikel terkait: 100 Nama Malaikat Sebagai Inspirasi Nama Buah Hati Anda

Seperti ini bentuk perenungan kematian diberikan oleh sang Buddha:

“Hidup di dunia ini tidak dapat diramalkan dan dipastikan. Hidup adalah sulit, singkat, dan penuh dengan penderitaan. Karena dilahirkan, orang harus mati. Inilah sifat dunia, dengan usia tua, ada kematian. Inilah sifat segala hal ketika buah telah masak, buah itu dapat jatuh dipagi hari.

Demikian pula, sesuatu yang lahir dapat mati pada saatnya. Bagaikan semua periuk yang dibuat oleh semua ahli tembikar akan berakhir dengan terpecahkan, begitu pula dengan kehidupan dari semua yang terlahirkan. Tidak muda ataupun tua, bodoh, maupun bijaksana akan terlepas dari perangkat kematian, semuanya menuju kepada kematian mereka menjalankan kedunia lain.”

Demikianlah informasi tentang malaikat pencabut nyawa dalam ajaran agama Islam, Kristen, Hindu dan Buddha. Semoga penjelasan ini memotivasi kita untuk menjalani hidup sebaik-baiknya.

Memiliki Kekuatan Supranatural, Ini Dia 14 Ciri Anak Kristal

15 Ciri-Ciri Anak Indigo, Apakah Si Kecil Juga Memilikinya?

Miris, Anak Terpaksa Bawa Jenazah Ayahnya di Atas Mobil karena Tak Ada Ambulans

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.

tirto.id - Setiap makhluk Allah akan mengalami kematian dan malaikat Izrail yang bertugas mencabut ruhnya.

Setiap makhluk ciptaan Allah yang bernyawa akan mendapatkan ajalnya. Bila kadar usianya telah habis untuk menjalaninya kehidupan di dunia, Allah mengirimkan malaikatnya untuk mencabut ruh makhluk tersebut. Ruh-ruh ini akan kembali kepada Allah.

Kepastian mengenai kematian telah difirmankan Allah dalam Al Quran pada surah Ali Imran ayat 185. Pada ayat tersebut Allah mengatakan:

كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ ٱلْمَوْتِ ۗ

“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati.” (QS Ali Imran: 185)

Malaikat yang ditugasi untuk mencabut nyawa adalah malaikat Izrail atau dikenal pula sebagai malaikat maut.

Izrail adalah salah satu dari 10 malaikat yang nama dan tugas-tugasnya telah diketahui secara umum.

Dengan mengimani keberadaan malaikat Izrail, maka seorang muslim turut meyakini keberadaan malaikat maut yang bertugas mencabut setiap makhluk Allah dan kepastian mengenai ajal.

Malaikat maut bekerja sangat cepat dalam mengambil ruh orang yang meninggal. Ruh itu berada dalam genggaman dua malaikat dalam sekejap, lalu membawanya ke langit.

Jika ruh tersebut adalah muslim yang taat dan sholih, maka dia akan diantar dengan dibalut kain kafan dan diberikan wewangian dari surga.

Tapi ada perlakuan beda dari malaikat maut saat mengambil nyawa orang yang ingkar pada Allah SWT.

Malaikat Izrail mencabutnya dengan cara penuh penderitaan. Hal ini disebabkan ingkarnya mereka dari menauhidkan Allah semasa hidupnya.

Bahkan, dalam buku "Hebatnya Malaikat Makhluk Allah Paling Setia" yang diterbitkan Lingkar Pena dikatakan, pencabutan ruh atas orang-orang yang ingkar pada Allah dilakukan secara kasar dan keras.

Malaikat maut melakukannya seraya memukul muka dan punggung hamba tersebut. Oleh sebab itu, hamba yang ingkar akan meninggal dalam keadaan yang tidak baik atau su'ul khatimah.

Tiga utusan tanda kematian

Imam Al Ghazali dalam kitab Zuhur al-Riyâdhah mengatakan, Nabi Ya'qub alaihissalam telah bersahabat dengan malaikat maut (Izrail).

Suatu hari Nabi Ya'qub meminta sesuatu dari malaikat maut sebagai tanda persaudaraan mereka. Dikutip laman NU Online, Nabi Ya'qub menginginkan agar diberitahu apabila ajalnya telah dekat.

Menjawab permintaan itu, malaikat maut menyanggupi dan akan mengirimkan dua atau tiga utusan pertanda dekatnya ajal. Setelah itu, keduanya berpisah sekian lama.

Suatu saat keduanya bertemu kembali. Nabi Ya'qub bertanya pada malaikat maut, apakah kedatangannya untuk berkunjung atau justru mencabut nyawa. Malaikat maut mengatakan, dirinya datang untuk mencabut nyawa sang nabi.

Nabi Ya'qub lalu menanyakan tentang utusan tanda kematian yang dimintanya dahulu pada malaikat.

Malaikat maut lantas menjawab, ketiga utusan sudah disampaikan dalam bentuk rambut memutih yang sebelumnya hitam; tubuh lemah yang sebelumnya kuat; dan badan yang membungkuk dari sebelumnya tegap.

Dan, ketiga utusan tanda kematian itu yang akan diperlihatkan pada setiap bani Adam sampai kapan pun.

Kisah tersebut memberi peringatan kepada setiap manusia tentang urusan kematian. Munculnya uban, kekuatan badan yang kian lemah, hingga punggung membungkuk termakan usia adalah tanda nyata ajal semakin dekat.

Oleh sebab itu, setiap umat muslim mesti membekali diri dengan kesalihan dan ketakwaan pada Allah agar memperoleh kebahagiaan di akhirat setelah kematiannya.

Dengan demikian, setiap muslim sebaiknya selalu mengingat ajal dan berdoa agar kematiannya kelak berada dalam kebaikan.

Sebaik-baik bekal menuju kematian adalah tetap teguh memegang akidah Islam. Hal ini telah diingatkan Allah kepada setiap hambaNya dalam Al Quran.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.” (QS Ali Imran: 102)

Malaikat Pencabut Nyawa dalam Ajaran Hindu

Menurut kepercayaan umat Hindu, Yama (Sanskerta: ??; Yama) adalah dewa yang pertama kali dijumpai oleh roh orang mati saat berangkat menuju wilayah surgawi, sehingga dia juga bergelar dewa kematian. Tugasnya utamanya yaitu mengadili roh orang mati, dengan didampingi oleh asistennya yang disebut Citragupta, pencatat karma manusia. Karena keadilannya, ia disebut pula Dharmaraja.

Yama biasanya digambarkan sebagai seorang pria berkulit biru, memiliki wahana berupa seekor kerbau hitam raksasa. Ia bersenjata gada atau danda dan membawa jerat.

Yama juga dikatakan muncul dalam wujud berbeda saat menghampiri orang baik dan orang jahat menjelang kematiannya. Untuk orang jahat, Yama akan terlihat memiliki kaki yang sangat besar, dengan bibir tipis membara, mata sedalam ruang hampa, dan rambut yang terbakar api.

Untuk orang baik, dia dikatakan tampil sebagai sosok yang indah, mirip dalam bentuk Wisnu, dengan empat lengan dan mata menyenangkan. Dia memiliki dua anjing mengerikan bermata empat yang bertugas menjaga jalan yang dilewati roh orang mati menuju alam Yama.

Menurut kitab Purana, Yama adalah putra Surya atau dewa matahari dan Saranya putri Wiswakarma. Dia memiliki kakak bernama Waiwaswata Manu, dan saudara kembar perempuan bernama Yamuna. Selain itu, ia memiliki ibu tiri bernama Radnyi, Praba, dan Caya.

Yama memutuskan untuk pergi ke sebuah tempat suci yang bernama Gokarna. Di sana ia memuja Siwa dengan cara bertapa selama ribuan tahun. Siwa berkenaan dengan tapa yang dilakukan Yama, lalu ia diangkat sebagai dewa kematian. Ia diberi hak untuk menjatuhkan hukuman kepada orang-orang yang melakukan dosa, dan memberikan berkah kepada orang-orang yang berbuat kebajikan.

Offenbar hast du diese Funktion zu schnell genutzt. Du wurdest vorübergehend von der Nutzung dieser Funktion blockiert.

Offenbar hast du diese Funktion zu schnell genutzt. Du wurdest vorübergehend von der Nutzung dieser Funktion blockiert.

Agama Islam, Kristen, Hindu, dan Buddha memiliki pengertian masing-masing terkait malaikat pencabut nyawa. Dalam ajaran Kristiani misalnya, tidak secara spesifik menyebut adanya malaikat dengan tugas mencabut nyawa manusia.

Pun dalam keyakinan agama Hindu telah mengenal istilah dewa kematian. Sedangkan dalam ajaran Buddha, diyakini bahwa segalanya akan lahir kembali di kehidupan yang lain setelah kematian.

Bagaimana juga, kematian memang sudah menjadi bagian dari kehidupan manusia yang mutlak. Kematian menciptakan ritual agama, menjadi bagian dari budaya, dan bahkan memengaruhi persoalan yang hidup, misalnya hukum waris.

Agama-agama samawi secara khusus memiliki penjelasan dan aturan masing-masing tentang apa dan bagaimana kematian itu. Bahkan, dalam beberapa agama diyakini ada malaikat pencabut nyawa yang memiliki tugas khusus perihal kematian manusia.

Hampir setiap agama percaya adanya kehidupan sesudah mati, dan balasan-balasan atas hidup yang sudah dijalani. Oleh karena itu, kali ini kami akan informasikan tentang malaikat pencabut nyawa dalam agama Islam, Kristen, Hindu, dan Buddha.

Penjelasan ini tentu saja bisa menjadi bahan ajaran untuk buah hati Parents di rumah.

Malaikat Pencabut Nyawa di Islam

Malaikat pencabut nyawa dikenal dengan nama malaikat Izrail. Nama Izrail, menurut pakar tafsir Prof. Quraish Shihab, tidak diketahui secara jelas asal muasal namanya karena tidak ditemukan dalam Al-Quran maupun sunnah yang shahih. Namun, nama tersebut sudah lekat sekali diidentikkan dengan pencabut nyawa manusia.

Ada sebuah informasi tentang malaikat pencabut nyawa yang mungkin belum diketahui. Malaikat pencabut nyawa tidak hanya satu, melainkan berjumlah banyak. Tugas malaikat mencabut nyawa manusia disebutkan dalam Al-Quran surat As-Sajadah: 11.

? ???? ?????????????? ??????? ????????? ???????? ??????? ?????? ????? ????? ????????? ???????????? ?

Katakanlah, “Malaikat maut yang diserahi untuk (mencabut nyawa)mu akan mematikan kamu, kemudian kepada Tuhanmu, kamu akan dikembalikan.”

Informasi tersebut disajikan dalam buku karya Prof. Quraish Shihab, “Malaikat dalam Al-Qur’an: Yang Halus & Yang Terlihat”.

Dalam buku tersebut disebutkan bahwa malaikat maut tidak hanya berjumlah satu, melainkan banyak. Adapun malaikat Izrail sendiri, disebut sebagai pemimpin dari sekian banyak malaikat pencabut nyawa.

Terdapat dua keterangan dalam Al-Quran yang menerangkan tentang jumlah malaikat pencabut nyawa (malakul maut):

????? ?????????????? ??????? ????????? ??????? ??????? ?????? ????? ?????? ????????? ???????????

Katakanlah, “Malaikat maut yang diserahi untuk (mencabut nyawa)mu akan mematikan kalian, kemudian kepada Tuhan kalian, kalian akan dikembalikan.” (QS. As-Sajdah : 11)

Pada ayat ini, malaikat disebutkan dengan kata tunggal; malak (???????), yang menunjukkan bahwa jumlah malaikat pencabut nyawa hanya satu.

Artikel terkait: 10 Nama Malaikat Beserta Tugasnya yang Penting untuk Parents Ajarkan kepada Anak

Seperti dalam ayat berikut:

?????? ?????????? ?????? ??????????? ?????????? ?????????? ???????? ???????? ????? ?????? ?????????? ????????? ??????????? ????????? ?????? ??? ????????????

Dialah Penguasa mutlak atas semua hamba-Nya, dan diutus-Nya kepadamu malaikat-malaikat penjaga, sehingga apabila kematian datang kepada salah seorang di antara kamu, malaikat-malaikat Kami mencabut nyawanya, dan mereka tidak melalaikan tugasnya. (QS. Al-An’am : 61)

Dua keterangan tentang jumlah malaikat maut (pencabut nyawa) pada ayat-ayat di atas, alhamdulillah tidaklah bertentangan. Sebab, malaikat maut memang jumlahnya satu, tetapi ia memiliki banyak pasukan yang membantu tugasnya.

Anda mungkin ingin melihat