Offenbar hast du diese Funktion zu schnell genutzt. Du wurdest vorübergehend von der Nutzung dieser Funktion blockiert.
Wenn dies deiner Meinung nach nicht gegen unsere Gemeinschaftsstandards verstößt,
Suara.com - Usai video curhatan wanita bernama Sherin soal masalah rumah tangganya dalam kajian bersama Ustaz Hanan Attaki viral, giliran beredar chat mantan suaminya yang berusaha membuat pembelaan.
Dalam chat yang diduga Ghani Haeruman, suami Sherin itu mengatakan bahwa dirinya menceraikan istrinya karena sering membantah dan menuduh ibunya suka mengatur keuangan rumah tangga mereka.
Sementara, pria yang diduga Ghani Haeruman itu mengaku tak pernah sekali pun membantah ibunya dan sudah berusaha memenuhi kebutuhan istrinya, Sherin.
"Aku makin ngerasa nggak cocok saat dia membantah ibu, padahal selama ini aku nggak pernah sekali pun membantah. Jika biasanya cerita mertua yang jahat sama menantu, ini kebalikannya," kata Ghani dari chat beredar dikutip dari Tiktok @curhat.kak, Jumat (27/10/2023).
Baca Juga: Siapa Bilang Akan Redup, Ahli Tarot Koko Anthony Prediksi Karier Fuji Makin Cemerlang Tahun Depan
Pria itu juga menyinggung soal letak surganya sebagai anak laki-laki yang sudah menikah dan sudah seharusnya seorang istri menurutinya.
"Padahal surga anak lelaki itu di bawah telapak kaki ibunya. Bahkan jika suami melarang, istri nggak boleh ke luar rumah," jelasnya.
Apakah benar surga seorang anak laki-laki setelah menikah ada pada telapak kaki ibu kandung?
Menurut Ustaz Hatoli melalui kanal YouTubenya, surga seorang wanita yang sudah menikah ada pada tangan suaminya. Sedangkan, surga anak laki-laki yang sudah menikah tetap pada ibunya.
"Surga ibu ada di tangan suaminya, sedangkan surga suami ada di ibunya," kata Ustaz Hatoli.
Baca Juga: Tissa Biani Kesal Dibanding-bandingkan dengan Fuji
Karena itu, Ustaz Hatoli mengatakan seorang istri tak seharusnya menghalangi langkah suami ketika ingin berbakti atau berbuat baik pada ibunya.
"Makanya kalau lakinya mau berbakti pada ibunya, jangan dilarang. Ibu kalau jahat sama mertua, mertua bisa minta ceraikan ibu," jelasnya.
Namun dilansir dari laman NU Jawa Timur, dalam surat Al-Baqarah ayat 233 mengatakan seorang suami juga wajib memberikan makan dan pakaian sebagai bentuk nafkah kepada istrinya.
Menurut Imam An-Nawawi, seseorang juga tidak berdosa ketika lebih mengutamakan istri daripada ibunya selagi masih memenuhi kewajiban nafkah, bila nafkah ibunya memang tanggung jawabnya.
Jikalau seorang suami harus memilih mengutamakan nafkah istrinya, ia juga tetap harus menjaga perasaan ibunya. Artinya, seorang suami harus menyembunyikan tindakan tersebut.
Offenbar hast du diese Funktion zu schnell genutzt. Du wurdest vorübergehend von der Nutzung dieser Funktion blockiert.
REPUBLIKA.CO.ID,Oleh Syamsul Yakin
Bersumber dari Abu Hurairah, satu hari Nabi ditanya, “Siapakah wanita yang paling baik?” Nabi menjawab, “Yaitu yang paling menyenangkan jika dilihat suaminya, menaati suami jika diperintah, dan tidak menyelisihi suami, tentang diri dan hartanya yang menyebabkan suami tidak suka." (HR al-Nasai).
Hadits ini tampaknya jadi prasyarat untuk memperoleh kunci surga dari suami. Pertama, menyenangkan jika dilihat suami. Ini artinya istri harus dandan untuk suami. Namun di pihak lain, suami juga harus memberikan kesempatan bagi istri untuk dandan. Pesan Nabi, "Apabila kalian pulang dari bepergian di malam hari, maka janganlah kamu menemui istrimu hingga dia sempat mencukur bulu kemaluannya dan menyisir rambutnya yang kusut.” (HR Bukhari).
Pada zaman modern, agar istri menyenangkan jika dilihat, harus juga dianggarkan oleh suami biaya untuk mempertahankan dan merawat kecantikan. Asal saja harus terus diingatkan agar istri dandan hanya untuk suami. Allah berpesan, "Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah." (QS al-Ahzab/33: 33).
Kedua, untuk bisa meraih kunci surga dari suami, istri harus taat kepada suami. Batasan taat ini tentu harus ketat. Maksudnya taat kepada suami adalah tidak bermaksiat kepada Allah dan rasul-Nya. Jadi tidak ada taat kepada suami, apabila ketaatan tersebut bertentangan dengan Allah dan rasul-Nya. Apabila hal itu terjadi Allah dan rasul-Nya malah akan memberi kunci neraka.
Nabi ingatkan, "Tidak ada ketaatan di dalam maksiat. Taat itu hanya dalam perkara yang makruf." (HR Bukhari). Taat kepada suami landasannya karena besarnya hak suami terhadap istri. Nabi berpesan, "Seandainya aku memerintahkan seseorang untuk sujud pada yang lain, maka tentu aku akan memerintahkan para wanita untuk sujud pada suaminya karena Allah telah menjadikan begitu besarnya hak suami yang menjadi kewajiban istri." (HR Abu Daud).
Hadits berikut memperlihatkan ketaatan seorang istri kepada suami pararel dengan ketaatan istri kepada Allah dan rasul-Nya, "Apabila seorang istri melaksanakan shalat lima waktu, puasa Ramadhan, menjaga kehormatannya dan mentaati suaminya, maka dikatakan kepadanya, "Masuklah ke dalam surga dari pintu yang mana saja." (HR Ahmad). Tentu ini janji Nabi yang menggiurkan.
Ketiga, untuk dapat meraih kunci surga dari suami, istri harus menjaga harta suaminya. Harta suami adalah modal fundamental untuk membangun ekonomi keluarga yang dicari dengan susah payah. Oleh karena itu, istri harus menjaganya manakala suami pergi bekerja. Namun harta adalah cobaan, Allah berfirman, "Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanya sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah pahala yang besar." (QS al-Anfal/8: 28).
Selain itu istri juga harus menjaga diri dan farajnya selagi sendiri di rumah. Allah berpesan, "Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada.” (QS al-Nisaa/4: 34). Sementara wanita salehah adalah perhiasan terbaik, seperti sabda Nabi, "Sesungguhnya dunia itu adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita salehah." (HR Muslim).